Pendekatan
Komunikasi Pertanian Kepada
Masyarakat Petani
Indonesia
merupakan Negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian
sebagai petani. Oleh
karena itu pertanian menjadi sebuah sektor yang memiliki peranan cukup
penting. Salah satu ciri dari pertanian di Indonesia adalah
pemilikan lahan pertanian yang sempit, Sehingga dengan demikian pengusaha
pertanian di Indonesia dicirikan oleh banyaknya rumah tangga tani yang berusahatani
dalam skala kecil. Dalam banyak kenyataan di negara-negara berkembang,
seringkali peranan petani kecil ini dilupakan, sehingga mereka sering
pula terlupakan untuk mendapatkan pelayanan, apakah itu pelayanan dalam bidang
pertanian, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Akibatnya, mereka sering
kurang responsif terhadap pengenalan teknologi baru, atau kurang mau melakukan
usahatani yang sifatnya mempunyai resiko (dan ketidakpastian) yang tinggi.
Komunikasi
adalah hal yang selalu dilakukan manusia setiap harinya dan dalam berbagai
aspek. Selain digunakan dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi digunakan dalam
bidang tertentu. Salah satunya adalah bidang pertanian, yang memiliki
kekhususan komunikasi pertanian. Apa yang dimaksud dengan komunikasi pertanian?
Sebelum memasuki pembahasan komunikasi pertanian, terlebih dahulu kita perlu
memahami apa itu komunikasi. Komunikasi pada dasarnya adalah proses penyampaian
pesan (message) dari pengirim pesan (sender) kepada penerima
pesan (receiver). Proses pengiriman pesan ini dilakukan melalui media
(channel) dan dapat terganggu dengan adanya berbagai hambatan
komunikasi (noise).
Komunikasi memiliki tiga tujuan,
yaitu:
- Informatif, yang mana komunikasi betujuan untuk memberikan informasi kepada receiver.
- Persuasif, yang mana komunikasi betujuan untuk mengajak atau mempengaruhi receiver sehingga dapat mengikuti atau melakukan hal sesuai yang diharapkan sender.
- Entertainment, yang mana komunikasi betujuan untuk menghibur receiver dan membuat mereka senang serta tidak pesimis atau apatis.
Komunikasi
Efektif dalam Pertanian
Komunikasi
pertanian mencakup pada ranah komunikasi dalam penyuluhan pertanian. Komunikasi
seperti yang telah diulas sebelumnya adalah proses penyampaian pesan dari
pengirim pesan ke penerima pesan. edangkan penyuluhan menurut Van den
Ban & Hawkins
adalah “keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara
sadar dengan tujuan membantu sesama dan memberikan pendapat sehingga mereka
dapat membuat keputusan yang benar. Penyuluhan pertanian berarti bagaimana
keterlibatan seseorang dalam memberikan informasi mengenai bidang pertanian,
dan dapat dilakukan oleh ahli pertanian atau para petani itu sendiri. Disini
dapat dilihat erat kaitannya antara komunikasi dengan pertanian, terutama
penyuluhan pertanian. Seorang pemberi penyuluhan perlu memiliki kemampuan
komunikasi yang baik supaya informasi yang disampaikan tepat sasaran dan tujuan
yang diinginkan tercapai.
Unsur-Unsur Komunikasi Pertanian
Komunikasi pertanian memiliki unsur-unsur penting di
dalamnya. Unsur-unsur ini mengacu pada unsur dasar komunikasi itu sendiri yang
dikaitkan langsung dengan pertanian, terutama penyuluhan pertanian. Berikut
adalah unsur-unsur yang terdapat pada komunikasi pertanian:
A. Sumber (source)
Sumber dalam komunikasi berarti pihak sumber pemberian
pesan, baik berupa orang atau media. Dalam komunikasi pertanian, sumber
komunikasi adalah mereka yang memberikan informasi penyuluhan pertanian. Bisa
merupakan orang pemerintah atau sesama petani yang memiliki pengetahuan lebih
dari yang lain.
B. Pesan (message)
Pesan adalah isi dari informasi yang disampaikan sumber
kepada penerima pesan. Dalam komunikasi pertanian, pesan mencakup berbagai
materi dan informasi pertanian. Pesan dapat disampaikan melalui komunikasi
verbal maupun nonverbal. Pesan dapat disampaikan berdasarkan kebutuhan, jika
dalam penyuluhan pertanian berarti informasi seputar bibit, hama, cara tanam
yang baik, dan lain sebagainya.
C. Penerima pesan (receiver)
Penerima pesan adalah pihak yang menerima pesan yang
disampaikan oleh sumber atau pengirim pesan. Penerima pesan ini diharapkan bisa
berubah perilaku atau pemikirannya setelah disampaikan isi pesan. Dalam
komunnikasi pertanian, penerima pesan atau sasaran utama dari kegiatan
penyuluhan adalah para petani beserta keluarganya.
D. Saluran (channel)
Saluran atau channel adalah cara pesan
tersebut disampaikan, atau dengan kata lain apa saja jalan yang dilalui pesan
untuk sampai ke penerima dari sumber pesan. Channel pesan
meliputi penggunaan metode, teknik, dan media yang relevan dengan tujuan pesan.
Dalam komunikasi pertanian, semakin banyak indera yang dirangsang melalui
berbagai channel akan membuat proses penyampaian pesan
penyuluhan lebih efektif.
E. Efek (effect)
Efek adalah respon penerima pesan terhadap pesan yang
diberikan kepadanya, dan dapat berupa feedback (umpan balik)
kepada sumber pesan. Efek komunikasi pertanian dapat berupa perubahan yang
diharapkan terjadi, seperti perubahan perilaku para petani setelah diberikan
penyuluhan. Efek ini diharapkan dapat menjadi hal yang positif bagi kemajuan
para petani yang merupakan pelaku utama sektor pertanian.
Proses Komunikasi Pertanian yang Efektif
- Menciptakan kesadaran, yaitu upaya yang dilakukan untuk menarik perhatian dan menimbulkan kesadaran para penerima pesan (petani) mengenai adanya sesuatu yang baru.
- Menggugah perasaan, yaitu upaya untuk menimbulkan perasaan terbuka pada petani akan sesuatu yang baru, yang sudah disadari pada tahap sebelumnya. Sehingga para petani memiliki kemauan untuk mengetahui dan belajar lebih banyak.
- Membangkitkan keinginan, yaitu upaya untuk menumbuhkan keinginan dalam diri para petani untuk melakukan hal-hal baru yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan pertanian. Meyakinkan, yaitu upaya untuk meyakinkan para petani untuk yakin, tidak ragu, dan tidak takut untuk melakukan hal-hal baru.
- Menggerakkan, yaitu upaya yang dilakukan untuk mendorong para petani melakukan cara atau hal baru yang diajarkan, dan dapat mempraktekkannya secara berkelanjutan.
Tujuan Komunikasi Pertanian
Komunikasi
pertanian memiliki beberapa tujuan, yaitu:
a) Membantu sesama petani
Dengan adanya komunikasi pertanian, para
petani bisa membantu petani lainnya untuk maju. Komunikasi pertanian
memungkinkan petani lainnya untuk mempelajari hal-hal penting dalam dunia
pertanian. Dengan begitu, potensi para petani dapat digali semaksimal
mungkin.
b)
Memberikan pendapat
untuk acuan
Komunikasi pertanian memungkinkan para
petani atau pemberi penyuluhan untuk memberikan pendapat kepada petani lainnya
mengenai dunia pertanian. Dengan begitu, para petani yang diberikan pendapat
atau saran akan dapat membuat keputusan yang tepat terkait dengan strategi
pertanian yang dilakukannya.
c) Sarana berbagi informasi
Komunikasi pertanian adalah sarana berbagi
informasi mengenai masalah-masalah dalam dunia pertanian dan cara mengatasinya.
Para petani dapat bertukar informasi dan pengalaman mereka satu sama lain sehingga
bisa menjadi pembelajaran bagi petani lainnya. Dengan begitu, wawasan para
petani mengenai dunia pertanian akan semakin meningkat.
Metode Pendekatan dalam Komunikasi
Pertanian
Dalam
melakukan komunikasi pertanian kepada masyarakat telah dikenal dua metode pendekatan,
yaitu:
Berdasarkan
kelompok sasaran, maka metode pendekatan komunikasi ini dapat dilakukan melalui:
1.
Metode pendekatan massa (mass approach method) : Cara
pendekatan komunikasi ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan
awal serta kesadaran bagi petani tentang suatu inovasi yang berguna dalam
meningkatkan hasil produksi usahatani mereka. Penyampaian pesan melalui cara
ini biasanya disampaikan dalam pertemuan massal, melalui media massa: televisi,
koran, film dan sebagainya. Pendekatan ini kurang efektif bagi petani-petani di
Indonesia umumnya dan di Nusa Tenggara Timur khususnya, karena beberapa faktor
berikut: (a) tidak bisa dipantau ataupun dievaluasi secara pasti keberhasilan
yang telah dicapai oleh para petani; (b) wilayah jangkauan pendekatan sasaran
terlalu luas; (c) rendahnya daya tangkap masyarakat petani, karena mereka
rata-rata berpendidikan sangat rendah; dan (d) harga beberapa media yang
digunakan seperti televisi dan koran sangat sulit dijangkau oleh tingkat ekonomi
para petani.
2.
Metode pendekatan
kelompok (group approach method) : Cara pendekatan komunikasi ini
dilakukan melalui penyampaian informasi inovasi kepada petani yang tergabung
dalam kelompok-kelompok petani, baik kelompok-kelompok petani tradisional, seperti
Subak di Bali dan kelompok-kelompok petani yang sengaja dibentuk untuk
tujuan-tujuan tertentu, seperti kelompnecapir di TVRI, Kelompok Tani dan
Nelayan, Kelompok Swadaya Masyarakat, dan sebagainya. Dalam kegiatan komunikasi
penyuluhan pertanian di Indonesia, pendekatan kelompok sudah menjadi metode
dalam pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia di desa maupun di kota
dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Dipandang
dari segi komunikasi informasi, maka pendekatan kelompok ini jauh lebih efektif
jika dibandingkan dengan pendekatan massa, karena mempunyai beberapa
keuntungan, sebagai berikut: (a) penyebaran inovasi teknologi dapat dipantau
atau dievaluasi secara baik karena jumlah anggota sasarannya jelas; (b)
Diantara anggota kelompok yang satu dengan yang lainnya dapat saling memberi
dan menerima informasi, terutama tentang hal-hal yang belum jelas; (c) akan
terjadi akumulasi modal (fisik maupun non-fisik) sehingga dapat memperlancar
jalannya komunikasi dalam kelompok yang bersangkutan dll.
3.
Metode pendekatan
individu (personal approach method) : Cara pendekatan ini dilakukan
dengan cara mengunjungi para petani satu per satu, baik ke rumah petani maupun
di kebun petani ataupun tempat-tempat tertentu yang memungkinkan untuk dilakukan
komunikasi inovasi
Metode Pendekatan
Materi : Berdasarkan cara penyajian inovasi dalam rangka lebih menjamin
efektivitas hasil komunikasi (khususnya dalam pertemuan kelompok), maka
digunakan pendekatan gabungan berikut: (a) ceramah, diskusi dan tanya jawab;
(b) demonstrasi cara dan demonstrasi hasil; dan (c) penggunaan alat bantu flipchart
dan folder. Penggunaan metode gabungan ini cukup efektif, baik dalam
mewujudkan komunikasi dua arah (two-way traffic communication) maupun
peningkatan pemahaman serta kemampuan menerapkan inovasi yang diberikan. Dengan
demikian, para petani akan lebih memahami dan mengerti tentang cara-cara
menerapkan inovasi dalam praktek usahatani mereka.
saran aja, sebaiknya foto yang digunakan sebagai identitas tidak dibuat naik turun. karena itu sangat merugikan pembaca. pembaca tidak dapat membaca tulisan penulis dengan baik karena layar selalu naik turun sesuai dengan perpindahan foto.
BalasHapus